Meningkatkan Budaya Literasi
Literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subject ilmu pengetahuan. Pada umumnya di jenjang SMP siswa bisa membaca tapi belum bisa memahami maksud dari bacaannya. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Program for International Student Assesment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 Indonesia menempati rangking ke 62 dari 70 negara. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi siswa, salah satunya ketersediaan buku bacaan yang menarik bagi siswa. Menurut data kunjungan di Perpustakaan SMP Negeri 15 Kota Bima, rata-rata pengunjung hanya 20 siswa perminggu. Itu pun sebagian besar buku yang dipinjam adalah buku mata pelajaran. Minimnya koleksi buku perpustakaan, ditengarai menjadi salah satu penyebab minimnya minat baca siswa.
Pada tanggal 12 April 2022 kami mengunjungi Perpustakaan Daerah Kota Bima. Siswa cukup antusias untuk berangkat meski sebagian besar dari mereka sedang berpuasa. Mereka ditemani oleh Kepala Perpustakaan, salah satu Guru Bahasa Indonesia, saya dan bahkan juga Kepala Sekolah ikut mendampingi. Kami yang dari daerah pinggiran kota yang berada di pegunungan akan turun mengunjungi Perpustakaan Daerah yang berada di pusat kota.
Kami disambut dengan sangat ramah oleh Pegawai Perpustakaan Daerah. Siswa dijelaskan tentang ruangan-ruangan yang ada di sana. Siswa terdiam dan seakan tidak percaya bahwa mereka bisa berada di sini. Berada di ruangan yang berAc bersih, wangi dan koleksi bukunya luar biasa. Sangat kontras bila dibandingkan dengan Perpustakaan di sekolah. Mereka langsung menyerbu rak-rak penyimpanan buku. Ada yang mengambil novel, buku kumpulan cerpen, puisi bahkan buku—buku biografi. Wajah mereka sumringah dan cerah. Senyum terus menghiasi wajah mereka. Antusias mereka membaca mengalahkan lelahnya perjalanan saat berdesak-desakan di minibus.
Sebelum pulang siswa dihibur oleh salah satu Kepala Bidang Perpustakaan. Beliau melakukan atraksi sulap dan trik cepat perkalian matematika. Siswa senang dan terhibur. Mereka mengucapkan terima kasih kepada kami yang sudah memfasilitasi keinginan mereka. Mereka merasa ini adalah pengalaman yang luar biasa dan tidak akan mereka lupakan. Semester depan mereka ingin berkunjung lagi.
Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan karya siswa. Yakni siswa dibimbing untuk mampu menulis karya tulis yang mereka pilih. Selanjutnya karya tulis tersebut dibacakan di depan teman temannya. Hampir semua siswa semangat untuk membuat dan membacakannya. Karya siswa tersebut rencananya akan kami terbitkan. Saya pun berkoordinasi dengan seorang teman yang bekerja di penerbitan. Dan biayanya lumayan besar dengan minimal cetak 40 exemplar. Tentu untuk biayanya akan kami koordinasikan lagi dengan Kepala Sekolah dan orang tua siswa.