Cerita Praktik Baik Kepala Sekolah
Meningkatkan Implementasi Kurikulum Merdeka, Melalui Pemanfaatan PMM (Platform Merdeka Mengajar) dengan “TORSEBA”
Maria Ulfah, S.T. (Kepala SMPN 15 Kota Bima)
SMP Negeri 15 Kota Bima salah satu sekolah di pinggiran kota, yang merupakan daerah pegunungan tepatnya di kelurahan Oi Fo’o Kecamatan Rasanae Timur dengan jarak yang jauh, sehingga akses dari dan ke pusat kota lumayan sulit.Sebagian besar siswa tinggal di lingkungan tersebut dan beberapa yang dari kelurahan Nitu yang sama – sama merupakan daerah pegunungan.Sementara tenaga pendidik dan tenaga kependidikan kebalikannya, sebagian besar berasal dari luar kelurahan tersebut, sehingga membutuhkan kesabaran dan semangat tersendiri untuk mengabdi bagi anak bangsa.Namun dengan kondisi demikian, sejauh ini kegiatan pembelajaran di sekolah kami berjalan lancar dan selalu berusaha untuk bisa sejajar dengan sekolah yang berada di pusat kota.Walaupun masih ada kekurangan dalam beberapa hal, namun selaku pimpinan saya mengetahui bagaimana semangat kerja dari para pendidik baik dalam mengajar maupun mengembangkan diri, juga tanpa mengenal lelah naik turun gunung untuk menemui dan memberikan ilmu pengetahuan keterampilan dan pendidikan untuk peserta didik.
Seperti diketahui bahwa implementasi kurikulum merdeka sejak 2 tahun sudah dilaksanakan di daerah kami, begitupun dengan SMP Negeri 15 Kota Bima, sudah memasuki tahun kedua untuk implementasi kurikulum merdeka dengan jalur mandiri berubah, namun pemahaman dan penerapan kurikulum ini masih kurang, dengan melihat data baik pada rapor pendidikan yang masih merah pada beberapa bagian, serta proses pembelajaran di kelas serta perangkat ajar guru masih belum sesuai dengan kurikulum merdeka, hal ini diperoleh dari data supervisi, yang dilakukan kepala sekolah baik itu perangkat, maupun proses belajar mengajar, masih dengan pola lama, ceramah dan pengajaran yang kurang kreatif, dan tidak berpusat pada murid, akibat kurangnya pemahaman guru dan kesadaran untuk belajar mandiri, khususnya pada PMM yang telah disediakan pemerintah dengan segala fitur yang dibutuhkan guru untuk memahami dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka.Selaku pimpinan merasa bertanggungjawab untuk menyelesaikan hal ini,karena memang sebagai kepala sekolah harus dapat menjamin sekolah dan kegiatan belajar mengajar pada satuan pendidikan yang saya pimpin dapat berjalan dengan baik, melakukan berbagai upaya untutk dapat mengatasi atau menyelesaikan permasalahan yang ada.
Beberapa kegiatan saya lakukan mulai dari mengumpulkan beberapa informasi mengapa hal tersebut terjadi, ternyata salah satu penyebabnya karena kurangnya pemahaman tentang kurikulum merdeka namun enggan untuk memanfaatkan platform yang disediakan pemerintah salah satunya PMM yang memuat semua fitur yang dibutuhkan agar pendidik memahami dan dapat melaksanakan kurikulum merdeka.Dari sekian guru yang ada di sekolah kami hanya sebagian kecil yang mengakses, menyelesaikan pelatihan mandiri serta melakukan aksi nyata pada beberapa topik sehingga lulus dan mendapat sertifikat.
Langkah selanjutnya saya melakukan rapat untuk menyampaikan situasi dan kondisi sekolah yang dikaitkan dengan rapor pendidikan yang masih merah dan mengharuskan guru untuk melakukan perubahan.Guru mau tidak mau suka tidak suka harus login PMM sebagai salah satu sumber untuk memahami kurikulum merdeka, seanjutnya melakukan sosialisasi, memberikan motivasi kepada guru, dan mengadakan pelatihan tingkat sekolah dengan mendatangkan narasumber dari dinas dan pihak terkait yaitu pengawas sekolah, membentuk komunitas belajar, namun progres PMM kami belum menyentuh semua guru, hanya sebagian kecil yang berubah dan mau belajar, karena memang pelatihan atau kegiatan yang mendatangkan narasumber dari luar hanya dilakukan sekali dua kali, bersifat klasikal dan waktu terbatas membuat guru-guru masih kurang paham dan tidak melanjutkan untuk belajar mandiri.Sementara komunitas sekolah yang hanya pertemuan 1 kali dalam sebulan, durasi yang singkat dan secara klasikal tidak sepenuhnya dapat membantu semua guru untuk menyelesaikan topic dalam PMM, melakukan aksi nyata, lulus dan mendapat sertifikat yang secara tidak langsung berpengaruh pada rapor pendidikan menjadi lebih baik terutama pada bagian pembelajaran.Rapor pendidikan sekolah kami masih merah pada bagian pembelajaran, untuk itu sangat penting bagi kepala sekolah untuk melakukan suaru inovasi agar dapat merubah hal tersebut.
Sebagai kepala sekolah saya harus dapat mengubah situasi yang kurang ini agar bisa lebih baik, saya berdiskusi dengan teman sejawat untuk berbagi pengalaman dan diskusi terkait permasalahan yang ada, kadang konsultasi dengan pihak terkait semisal dinas atau pengawas sekolah, karena saya merasakan sendiri betapa kepedulian dari dinas sangat tinggi untuk kemajuan sekolah dalam binaanyanya, begitupun para pengawas sekolah akan sangat antusias memberikan masukan atau saran terkait hal atau permasalahan yang terjadi.Selanjutnya dari hasil tersebut menjadi masukan atau rujukan bagi saya untuk melakukan suatu inovasi atau program, selanjutnya meninformasikan semua hal yang menjadi situasi dan kondisi dengan melakukan sosialisasi melalu rapat bagi seluruh guru, melakukan diskusi dengan beberapa guru, mengadakan rapat dengan unsur pimpinan dan dewan guru, selanjutnya membuat pemetaan progres PMM, diperoleh data, dari 30 jumlah guru terdapat 6 orang guru yang selalu aktif belajar mandiri melalui platform merdeka mengajar atau PMM, menyelesaikan beberapa topik pelatihan mandiri, menyelesaikan modul dan menonton video, melakukan aksi nyata bahkan sudah mendapat sertifikat, guru tersebut selalu aktif mengajar, perangkat ajar yang lengkap dan semangat dalam proses belajar mengajar sangat tinggi, selain itu sangat aktif mengembangkan diri dengan beberapa prestasi yang diraih, diantaranya 4 orang lulus CGP dan menjadi guru penggerak angkatan 3, 2 orang lulus calon guru penggerak(CGP) Angkatan 8, 2 orang lulus Narsum BGP, 1 orang lulus PP, 2 orang lulus pembatik level 2, 2 orang lulus CGP angkatan 10, jumlahnya sekitar 6 karena memiliki 2 bahkan 3 prestasi pengembangan diri sekaligus.Dengan melihat sumber daya yang ada, menjadi inspirasi bagi saya untuk memberdayakan guru-guru hebat tersebut sebagai kekuatan untuk dapat mengatasi masalah yang ada, terutama progres PMM.Sehingga muncul ide menjadikan guru – guru - guru hebat tersebut sebagai “TORSEBA” untuk meningkatkan implementasi kurikulum merdeka(IKM) melalui pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar(PMM).
“TORSEBA” adalah singkatan dari tutor sebaya, dengan memberdayakan guru yang aktif di PMM, dan yang berprestasi sebagaimana tersebut di atas dan yang telah menyelesaikan beberapa topik serta mendapat sertifikat untuk dapat mendampingi, membimbing rekan guru yang lain, secara individual, pertemuan atau diskusi kapan saja, dimana saja naik di sekolah atau di luar sekolah, menggunakan waktu luang misalnya, antar waktu saat istirahat mengajar, setelah selesai jam mengajar atau saat pulang, dengan durasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, namun rutin walaupun tidak tiap hari, dengan target harus tuntas paling lama 1 semester, dibuatkan kelompok kecil, 1 tutor dengan 5 guru yng menjadi tanggungan, disesuaikan dengan jadwal mengajar, sehingga dalam 1 minggu selalu ada waktu bertemu antara “TORSEBA” dengan guru.Selain itu guru dapat bebas berdiskusi, bebas untuk bertanya kendala atau kesulitan, kesannya seperti teman tidak menggurui sehingga tidak ada rasa sungkan, bahkan dibantu untuk menyelesaikan sampai tuntas, kemudian “TORSEBA”, akan membuat laporan yang berisi data tentang keterlaksanaan dan ketercapaian dari anggotanya, dan saya sebagai kepala sekolah memotivasi baik guru dan “TORSEBA” untuk saling berpacu dengan memberikan dukungan, dukungan tersebut berupa motivasi dan semangat, memberikan sarana maupun sarana yang dibutuhkan oleh guru, misalnya jaringan WIFI atau jaringan yang memadai, tab atau labtob bagi guru yang belum memiliki HP android, atau labtop, sehingga diharapkan program ini berjalan lancar dan sukses tanpa ada alasan karena keterbatasan sarana karena selaku pimpinan saya menjamin semua guru akan diakomodir yang penting ada kemauan dan semangat untuk belajar dan menjadi lebih baik, mau keluar dari zona nyaman, tidak mengajar sekedar masuk kelas, ceramah yang membosannkan, mau belajar untuk menjadi pengajar atau pendidik yang menyenangkan suasana saat belajar, meningkatkan keaktifan siswa, siswa mampu mengembangkan minat dan bakat, pembelajaran yang kreatif dan selanjutnya diharapkan pada akhirnya nanti program “TORSEBA” akan mendapat reward dan sertifikat jika mampu menuntaskan guru yang menjadi tanggungjawabnya untuk memotivasi guru hebat sehingga tidak berkecil hati dalam membimbing, melayan, membersamai guru agar tuntas belajar melalui PMM.Rencana selanjutnya untuk kelangsungan torseba ini, teman guru yang telah dibimbing bisa menjadi posisi torseba dan membimbing teman yang lain bila mampu melakukan progres PMM dengan hasil yang baik.dengan kata lain dari guru yang dibina bisa diberdayakan lagi menjadi “TORSEBA” jika mampu tuntas topik dan lulus pelatihan mandiri.Dari sini akan ada kemungkinan dalam satu sekolah progres PMM ini akan tuntas untuk semua guru, sehingga efeknya akan berpengaruh pada siswa dan juga sekolah yaitu rapor pendidikan
Setelah beberapa bulan berjalan, walaupun tidak semulus yang direncanakan, tetap ada kekurangan, misalnya torseba memiliki tim guru namun ada beberapa yang tidak bertemu dalam 1 minggu, akan menjadi hambatan tersendiri, namun program “TORSEBA” ini pelan –pelan mulai memperlihatkan hasil ,dengan bertambahnya jumlah guru yang menyelesaikan topik, lulus dan mendapat sertifikat, sehingga harapan untuk progress PMM bisa meningkat, sehingga guru dapat menyusun perangkat ajar danmelakukan proses belajar mengajar sesuai dengan kurikulum mereka yaitu pembelajaran yangaktif, kreatif, menyenangkan, serta berpusat pada murid, siswa aktifr dan kreatif untuk tampil, dalam belajar maupun kegiatan ekstra kurikuler mewujudkan profil pelajar pancasila, yang secara tidak langsung akan merubah rapor pendidikan menjadi lebih baik.
Refleksi saya sebagai kepala sekolah bahwa menjadi tanggung jawab saya sebagai pimpinan agar dapat menjamin terlaksananya pembelajaran di sekolah dengan baik dan lancar bahkan bila perlu menjadi sekolah yang terdepan dalam segala hal baik itu program, pembelajaran inovasi atau hal – hal yang merupakan impian atau tujuan dari sebuah pendidikan, , menyelesaikan yang menjadi masalah atau tantangan, merupakan salah satu peran kepala sekolah sebagai penggerak perubahan dengan inovasi atau program yang tepat dengan situasi atau permasalahan yang ada untuk menjawab hal tersebut dengan ide, inovasi atau kreativitas, mengembangkan potensi atau sumberdaya, baik itu guru sebagai pendidik, tenaga kependidikan, siswa yang ada di sekolah untuk mewujudkan profil pelajar pancasia sehingga dapat meningkatkan rapor pendidikan menjadi lebih baik yang berujung pada peningkatan mutu sekolah