DAHSYATNYA SILAHTURAHIM, KEPSEK BERHASIL MEDIASI KEDUA ORANG TUA SISWA
Jumat, 9 Desember 2022 di ruang Kepala SMP Negeri 15 Kota Bima telah dilaksanakan silaturahim antara orang tua siswa bernama Radit dengan Hendra, mereka berdua sama-sama duduk di kelas VIII A.
Agenda silaturahim tentang mediasi mengenai tergoresnya motor milik Hendra yang dilakukan oleh si Radit, beberapa hari yang lalu. Hendra keberatan motornya tergores karena takut dimarahi oleh orang tuanya, sehingga ia melaporkan hal tersebut pada guru Bimbingan Konseling (BK).
Guru BK bertindak cepat dengan melaporkan pada Kepsek tentang kejadian tersebut. Kepsek Abdi, S.Pd, dengan cepat pula mengintruksikan guru BK untuk klarifikasi dengan Radit dan Hendra. Setelah dilakukan klarifikasi, Kepsek mengintruksikan guru BK agar segera mengundang kedua orang tua siswa pada hari yang berbeda, agar hadir di sekolah dengan alasan secara pisikologis kedua orang tua tidak akan emosional bila sudah dimediasi dan berhadapan langsung.
Setelah mendengar keterangan kedua belah pihak, ternyata pihak korban yang tergores mengatakan ingin bertemu dengan orang tua Radit.
"Saya ingin bertemu dengan orang tuanya Radit", ujar orang tua Hendra dengan emosional.
Menanggapi hal tersebut, maka pihak sekolah menentukan hari untuk pertemuan kedua belah pihak yang disepakati hari Jumat.
Dalam pertemuan tersebut Kepsek menceritakan bahwa Si Hendra dan Si Radit satu kelas yang ibaratnya satu rumah tangga kakak beradik pasti ada rasa emosional untuk memilih jadi yang terkakak.
Selanjutnya Kepsek menceritakan juga tentang eksistensi Si Radit pada orang tua Hendra yakni pak Nirwan, bahwa Radit itu anak yang berkebutuhan khusus (inklusif). Seluruh guru dan siswa tahu tentang Radit bahkan kepsek selaku pimpinan tiap hari mengajak Radit bercanda layaknya teman main dan teman bekerja, saat Radit malas masuk kelas untuk belajar. Radit secara kompetensi tergolong rendah bahkan membaca pun masih tersendat-sendat.
"Begitulah uniknya Si Radit pak Nirwan. Secara psikologis mengalami keterbatasan mental, kalau dia marah sama temannya, dia akan langsung memukul, meludahin pokoknya menurut keinginannya si Radit", ujar Abdi Kepsek SMPN 15 KOTA BIMA.
Mendengar cerita yang disampaikan oleh Kepsek, spontan orang tua Hendra berkata, "Kalau begitu biarlah motor itu kami saja yang memolesnya supaya mengkilat kembali,"
Suasana pun berubah menjadi haru dan tidak ada lagi ketegangan. Ditambah dengan hadirnya Paman Radit yakni Pak Umar, SH yang menemani bapaknya Radit, rupanya beliau teman seperjuangan di saat sekolah dengan bapaknya Hendra.
Cerita sudah berubah, suasana menjadi cair penuh dengan kekeluargaan dan menyenangkan karna kedua sahabat baru bertemu. Rupanya mereka satu sekolah pada saat mereka duduk di bangku SMP belasan tahun silam. Akhirnya di hadapan Kepsek, mereka saling memaafkan sambil foto bersama sebagai bentuk meleburnya mereka menjadi keluarga besar SMPN 15 Kota Bima. Baik yang dari Oi Foo maupun Nitu menyatu dalam bingkai Negeri di atas awan, itulah dahsyatnya silaturahim antara Pak Umar dan Pak Nirwan yang awalnya tegang kini menjadi cair, masalah yang besar jadi kecil, suatu hal yang sulit menjadi gampang berkat keahlian diplomasi dari Kepala SMPN 15 KOTA BIMA.(as)