Cinta di perpustakaan
Di sebuah sekolah yang ramai, ada seorang siswi bernama Maya yang gemar membaca. Setiap hari setelah pulang sekolah, dia selalu menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah, menyelami dunia-dunia baru melalui buku-buku yang dipilihnya.
Pada suatu hari, saat Maya sedang asyik membaca di sudut favoritnya, dia melihat seorang siswa baru yang duduk di seberangnya. Namanya Rian. Rian anak yang pendiam, tetapi Maya melihat kilatan minat di matanya saat dia membuka buku tebal tentang sejarah.
Maya merasa penasaran dengan Rian dan kehadirannya di perpustakaan. Setiap hari, dia memperhatikannya dari kejauhan, berharap bisa bertegur sapa dengannya. Namun, dia ragu untuk mengganggu ketenangan Rian yang tampak tenggelam dalam dunianya sendiri.
Namun, suatu hari, saat Maya sibuk mengatur bukunya, dia secara tidak sengaja menjatuhkan tumpukan buku yang disusunnya. Dengan canggung, dia mencoba mengambilnya kembali, tetapi buku-buku itu tercecer di lantai.
Rian, yang duduk di sebelahnya, melihat kejadian itu dan dengan cepat memberikan bantuan. Maya merasa malu, tetapi Rian hanya tersenyum kecil sambil membantunya mengumpulkan buku-buku tersebut. Mereka berdua kemudian berbicara tentang buku-buku yang mereka sukai dan perlahan-lahan mulai terjalin sebuah percakapan.
Sejak hari itu, Maya dan Rian sering bertemu di perpustakaan. Mereka saling berbagi cerita tentang buku favorit mereka, impian, dan ketertarikan mereka terhadap dunia sejarah dan sastra. Waktu yang mereka habiskan bersama membuat mereka semakin akrab satu sama lain.
Suatu hari, ketika hujan turun dengan lebatnya, Maya dan Rian terjebak di perpustakaan karena hujan deras di luar. Mereka duduk di lantai bersama-sama, mengobrol dan tertawa, lalu menemukan kesamaan minat mereka dalam membaca.
Di tengah canda tawa mereka, Rian tiba-tiba menatap mata Maya dengan penuh keberanian. Dengan suara lembut, dia mengakui perasaannya kepada Maya. Dia mengungkapkan betapa spesialnya Maya baginya dan bagaimana dia selalu menantikan setiap hari untuk bertemu dengannya di perpustakaan.
Maya tersenyum dengan hangat, merasakan detak jantungnya berdegup kencang. Dia juga merasakan hal yang sama terhadap Rian. Dengan gemetar, dia menjawab perasaan Rian dan menyatakan bahwa dia juga merasakan hal yang sama.
Di bawah atap perpustakaan yang hangat dan nyaman, di antara buku-buku yang mereka cintai, Maya dan Rian menemukan cinta mereka yang murni dan tak terduga. Dari hari itu, perpustakaan tidak hanya menjadi tempat untuk membaca, tetapi juga tempat di mana cerita cinta mereka dimulai.