Yogyakarta, Kecamuk Rindu Di Dada
I/
Mengunjungi Yogyakarta
adalah menempuh jalan panjang
kenangan dan kesederhanaan
Sayup tembang caping gunung,
lenguh andong, dan becak pancal
menyapa lembut dari kejauhan
Angkringan menyuguhkan nostalgia
gudeg, nasi kucing, sate ampela
menyihir agar tak pulang segera
II/
Kota yang selalu cantik
dan penuh sentuhan antik
keraton, keris, dan batik
Diberkati beringin kembar
dengan harapan-harapan baik
yang tak pudar di masa depan
III/
Melalui jalan Malioboro
menatap ramah kendaraan,
para penjual baju, dan jajanan
Nuansa Jawa sangat terasa
dengan kata ha-na-ca-ra-ka
bertengger di tiap penanda
Keasrian membungkam polusi
agar tak datang ke jalanan
orang pun bebas ke sana ke mari
IV/
Mengunjungi Yogyakarta
adalah mengobati kerinduan
yang terus berkecamuk di dada
Setiap kisah dan cerita
dipandang mata, diserap rasa,
dan dirayakan isi kepala
Kita akan terus datang
lagi, lagi, dan, lagi
tanpa pernah bosan