Merangkul Anak Inklusi
Anak Inklusi atau anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, emosi, dan sosial. Anak-anak ini dalam perkembangannya mengalami hambatan, sehingga tidak sama dengan perkembangan anak sebayanya. Hal ini menyebabkan anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu penanganan yang khusus.
Di SMP Negeri 15 Kota Bima ada enam orang siswa yang masuk kategori berkebutuhan khusus. Salah seorang diantaranya bernama Radit. Meski secara fisik dia lebih tinggi dari temannya, tapi untuk kognitifnya dia tertinggal. Radit menderita Disleksia, ia kesulitan untuk membaca. Menurutnya huruf-huruf yang dia lihat kadang bergerak.
Sebagai Pemimpin yang sudah berpengalaman, Pak Abdi bisa membaca kondisi Radit dan kawan-kawan nya. Oleh karena itu beliau membuat Program Tabaca, akronim dari Tana'o Baca yang bermakna belajar membaca. Selain untuk anak-anak berkebutuhan khusus, program Tabaca juga diikuti oleh siswa yang belum lancar membaca.
"Pak Abdi itu tidak hanya dekat dengan guru tapi juga siswa. Beliau pandai melihat potensi, Radit itu dekat dengan Kepala Sekolah. Sebab beliau langsung mengajari Radit, bukan mengajar mata pelajaran tetapi beliau mengajarinya soft skill seperti kerjasama, rasa percaya diri, tanggungjawab dan kemandirian. Beliau merangkul Radit, dan mengajak Radit untuk setiap kegiatan fisik seperti menanam pohon, memperbaiki sapu dan kegiatan lainnya", ungkap salah satu guru negeri di atas awan.
Semenjak diberi kepercayaan oleh Kepala Sekolah Radit semakin rajin bersekolah. Jarang sekali dia tinggalkan kelas.
"Kalau mengharapkan Radit untuk pintar dalam matematika, IPA dan yang lainnya itu mungkin sulit. Tapi saya lihat anak ini punya potensi, makanya saya selalu mengajaknya untuk setiap kegiatan. Dia punya potensi untuk menjadi pecinta alam yang akan menjaga alam. Saya ajak dia menanam juga mengajarinya keterampilan-keterampilan lain seperti memperbaiki sapu dan bangku-bangku yang rusak", ujar Pak Abdi.
Meski SMP Negeri 15 Kota Bima, bukan sekolah Inklusi, tapi untuk anak-anak inklusi tetap dilakukan bimbingan khusus. Apalagi di SMP Negeri 15 Kota Bima, punya dua orang guru yang bersertifikat Guru Inklusi yakni Bu Sri Maryani, SE dan Bu Siti Arfah,S.Pd sehingga anak-anak inklusi pun terpenuhi kebutuhan belajarnya.