Mengeja Negeri
di bawah kibaran merah putih
menyatu ranting dan hijau dedaun
yang tergelar di sekian mil hektar itu,
kususun rumah ingatan dan pekat rindu
berpintu gemah adi luhung Nusantara
dan kau bisa mengejanya dengan mata danau
serta kerling pantai pada pulaupulau
sampai memori semesta jiwa
meruah senyum suka cita.
kemolekan itu selalu singgah
menari pada bayang-bayang serupa mimpi
yang senantiasa tereja sepanjang ziarah.
rumah ini bukan hanya kenangan
ia juga album kehangatan
di dalamnya ada lembar-lembar sejarah
kelak meminta kita menjadi tokoh utama
yang memainkan pena merenangi kisah
keramahtamahan dan tenggang rasa
dalam ikatan kebhinekaan.
pada ranting-ranting dan dahan-dahan
yang terus tumbuh menggapai lintang itu, kawan
kita melarungkan seluruh harapan
akan terbangunnya rumah yang sempurna.
namun, saat kembali membuka pintu saja
memaksaku memahami bahwa mengeja negeri ini
tidak sesederhana menerjemahkan mimpi
selembar daun waru melayang di pelupuk waktu
yang diasuh bukit- bukit agama, ras, dan suku.