Mengenang Kekasih, Han
Doa-Doa Untuk Kekasih, Tuan Han
Mengenang; Stasiun Pasar Senen
Duduk digerbong terakhir, saling memandang dan menerka-nerka arah lajur kereta.
Rel kereta yang tak berujung seolah meramalkan tak berakhirnya perjalanan kita
Rel besi dengan detak takdir yang amat sunyi.
Begitu sunyi,
Amat memenjarakan.
Gerbong-gerbong kereta berusaha menangkap sebuah kisah di masa lalu,
Melintas indah di ingatan kepalamu.
Di balik jendela, ada aku menatapmu muram
Musabab, aku takut kalah
Dengan masa lalumu, akankah aku melintas di ingatanmu?
Kota berganti ladang
Ladang berganti sawah
Sawah berganti sungai
Sungai berganti stasiun selanjutnya.
Tak terdengar lagu-lagu romansa atau cerita Cinderella di tempat pemberhentian.
Hanya temaram yang menari riang dalam wadah langit yang menuju kegelapan.
Sayangnya, jalanan Purwokerto tak memberiku kesempatan.
Aku sedang ingin dirimu, Han
Dan berusaha menyembunyikan inginku yang untuk yang kesekian,
Harapan di tempat tujuan selanjutnya, kau tak lelah mengutarakan cinta lewat mata tulusmu,
Barangkali ada harapan Han, di pertemuan selanjutnya semesta merestui kita.