Berantas Buta Aksara dengan TABACA
Kemampuan membaca adalah kemampuan yang wajib dimiliki oleh siswa. Siswa akan kesulitan untuk melakukan proses pembelajaran apabila belum bisa membaca. Begitu pentingnya membaca, sehingga Ketrampilan ini mulai diajarkan sejak kelas satu SD bahkan sejak TK pun membaca sudah diajarkan.
Setiap anak itu unik, begitupun kemampuannya dalam menyerap pembelajaran. Begitu juga kemampuan membaca, ada anak yang sudah bisa membaca sejak kelas satu SD bahkan ada juga yang sudah bisa membaca sejak di Taman Kanak-kanak. Namun ada juga yang lamban. Penyebabnya ada banyak, bisa karena kurangnya perhatian orang tua, kurangnya ketelatenan guru dalam memperhatikan dan mengajari siswa, kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar hingga kurangnya motivasi siswa.
Di SMP Negeri 15 Kota Bima ada belasan siswa yang belum bisa maupun lancar membaca. Pembelajaran di kelas pun jadi kurang optimal. Untuk mengatasi hal tersebut maka Kepala Sekolah melakukan koordinasi dengan guru maupun siswa. Dari rapat tersebut dihasilkan suatu program yang diberi nama TABACA. TABACA adalah akronim dari Tana'o Baca yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Belajar Membaca.
Program Tabaca dibimbing oleh beberapa orang guru dengan jadwal masing-masing guru mendapat giliran dua kali dalam seminggu. Program Tabaca sudah berjalan beberapa Minggu dan hasilnya cukup signifikan dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa.
"Sudah ada beberapa siswa yang lancar membaca dan setelah mereka cukup lancar mereka bisa keluar dari program ini"ujar salah satu guru pembina.
Pada program Tabaca ini, selalu dilakukan evaluasi. Evaluasi ini diharapkan bisa menemukan solusi terkait permasalahan yang dialami dalam program ini. Dalam evaluasi juga para pembina melaporkan perkembangan siswanya.