Senandika Dalam Bait
Tertutupi oleh debu, ia terabaikan
Terlihat usang tak menarik mata memandang, ia terasingkan
Mengingat kenangan kelam, ku tenggelam dalam kegelapan
Hati mulai menghitam, tubuh terbujur kaku
Terbayang-bayang kenangan lama, membuatku terjebak dalam lingkaran hitam
Luka-luka lama kembali terbuka
Luka yang menyumbat asa, mengundang rasa gundah yang menggores lara
Ketika kudapati kau sudah tiada, kehampaan mulai mendekapku
Rongga-rongga jiwa penuh memar.
Dalam doa sepertiga malamku, kau hadir merasuki denyut jantungku
Kau menyusup disela-sela asmaraloka yang sudah tertutup.
Namun namamu tetap abadi.
Untuk terakhir kalinya, kupersembahkan karangan bunga ini untuk menghiasi
perjalananmu sebelum dikebumikan.