Jejak Ilusi
Di tepi kota ini
Ada aku yang berdiri
Menyapa harap yang baru saja tumbuh
Tak lama saat kedua retina kita bertemu
Membuat lukis simpul bibir ini tak lagi menguncup
Rasanya sama seperti saat itu
Saat hati ini kembali membuat peta arah pulang
Yang diharap bisa menjadi cipta yang hangat
Melepuhkan angan yang akan turun menjadi percik air yang mengalir
Senyuman itu, membawa sapuan awan yang kemudian jatuh
Membasahi hati yang seolah telah menjadi hamparan lapang yang kecoklatan
Menaburkan alunan ilusi yang menari nari
Di atas semua kegagalan hati
Menjamah dalam setiap bayang yang telah kaku karena goresan luka ekspektasi
Namun, akankah mimpi kecil ini menjadi sebuah takdir hati
Karena yang ku tahu, hatimu itu sulit
Tertutup pada setiap raga yang mencoba mengetuknya
Seolah menampar angan yang kemudian menjauh menjadi luka
Menapakkan jejak harapan yang sangat jelas membekas
Dan aku hanya gadis kecil
Sang pelukis rasa yang menggores warna lewat kuas mimpinya
Dan kamu kanvas putih yang butuh goresan serta sapuan warna