Menggenang Radang
Asaku sempat meradang
Tapi sekarang, sungguh siap aku menggenang
Masa duka tanpa waktu senggang
Dia buat dilema
Buta menyerta dalam angan yang masih tergenggam
Betapa indah keragaman
Termasuk didalamnya ada luka yang ia buat dalam bait
Tulisannya tentang perempuan idaman
Seperti kecaman dan ancaman
Tapi sekali lagi tak dapat aku berbuat
Rasa yang ditimbun terlalu dalam
Akhirnya membusuk jua
Karena terlalu lama menyimpannya
Dan di ujung cerita, aku sedikit bertanya
Apaguna pemuda macam aku ini?
Yang tak mampu taklukkan lukanya sendiri
Bagi negri yang ku tempati?