“Aku”
“Aku” untuk melengkapi kata “sosial”, “kelompok”, “masyarakat”, “warga”, “rakyat”, “kumpulan”, sangat dan lebih bermakna ketimbang “aku” untuk menunjukkan ke-aku-an yang sama sekali Anda tidak berhak. Karena sebenarnya “aku” tidak ada kalau tidak ada sebuah komunal manusia…
Jadi, “aku” hanya boleh untuk Sang Penguasa Sejati. Bukan untuk badan yang hina dina yang masih banyak kelemahan. “Aku” hanya bisa ditulis “aku” bila engkau atau Anda sadar bahwa kita adalah serpihan “aku” yang sebenarnya. Untuk apa Anda menyebut “Aku”? Menunjukkan sebuah kehandalan? Kebisaan?
Sebuah bakat dan kemampuan adalah anugerah. Lebih baik menghindari kata “Aku”. Berat. Biar “Dia” saja. Bukan untuk kamu! Bukan untuk engkau! Bukan untuk Anda!