Seberkas Rindu
Saat pertama kali ku pandangimu,
Ku rasakan ada denyut yang berbeda di hati ini,
Rupanya, gejolak cintaku telah tumbuh di hatimu,
Tertanam kuat di lubuk hati yang terdalam,
Hari-hari bersamamu,
Kulewati dengan begitu kirana,
Canda, tawa, suka, dan duka,
Semua hadir secara bergandengan,
Bidadariku,
Kau bersinar terang bagai bintang menyinari bulan,
Kau hadir disaatku hampa,
Apapun akan kau lakukan, asal ku bahagia
Nyatanya, semua itu sudah sirna,
Sayangku . . . Sungguh, aku sangat rindu padamu,
Aku sangat mencintaimu,
Kemanakah engkau wahai sayangku?
Dulu engkau sangat mencintaiku,
Dulu kau sangat rindukanku,
Tapi mengapa kini,
Kau tega tinggalkanku,
Kau, pergi menjauh,
Wahai bidadariku,
Kedatanganmu akan selalu kunanti,
Masih lekat dalam ingatanku, waktu kita masih bergandengan tangan,
Aku rindu waktu-waktu yang kunikmati bersamamu, walau hanya sekejap saja,
Memori indah itu akan kukenang selalu,
Kini, kau hanya menjadi bayang-bayang,
Rembulan di langit malam terasa menenangkan seperti senyumanmu, sayang,
Ada sebersit rindu yang tertinggal setelah kepergianmu, kekasih,
Aku ikhlas, jika ini memang yang terbaik,
Pasrahkan segalanya kepada sang pemilik takdir,
Lepaskan dan bebaskan saja,
Layaknya karang di lautan yang menerima ketetapannya.
Muhammad Elfanza